Halaman

Kamis, 13 September 2012

Bulai Jagung


jagungGejala
1. Adanya garis-garis sejajar tulang daun pada permukaan daun berwarna putih sampai kuning diikuti garis-garis klorotik sampai coklat pada infeksi lebih lanjut.
2. Tanaman kerdil dan tidak menghasilkan.
3. Bila terjadi infeksi terlambat, tanaman masih menghasilkan tetapi bulir-bulirnya terinfeksi patogen.

Penyebab Penyakit
Jamur Peronosclerospora maydis (Racib) Show.  Jamur memiliki miselium yang berkembang dalam ruang antar sel. Konidiafora (penyangga konodia) dibentuk pada mulut daun, dan memiliki percabangan dikotom. Konidia berbentuk bulat, dibentuk diujung percabangan konidiafora.

Pembentukan konidiafora dan pelepasan konidia terjadi pada waktu malam hari. Jamur penyebab penyakit bulai pada jagung tidak dapat diisolasi pada media buatan
Penularan
Penularan Jamur dapat melalui udara atau melalui benih. Infeksi melalui udara ditandai dengan timbulnya gejala pada daun muda yang mengalami klorotik sedangkan daun tua masih berwarna hijau. Tanda-tanda infeksi melalui benih terlihat pada bibit muda yang memperlihatkan klorotik pada seluruh daun dan tanaman cepat mati. Pada permukaan bawah daun yang terinfeksi banyak terbentuk spora dan terlihat seperti tepung putih

Daur Penyakit
Pada malam hari jamur membentuk konodiapora dan kemudian diikuti pembentukan konidia secara serentak. Setelah beberapa saat konidia dilepaskan dan konidia akan mengadakan penetrasi melalui mulut daun (stomata). Sejak penetrasi sampai dengan timbulnya gejala (masa inkubasi) berkisar antara 9 – 11 hari.

Patogen dapat bertahan di dalam biji, tetapi sumber penularan primer berasal daritanaman jagung yang terserang. Penyakit ini merugikan pada pertanaman jagung di dataran rendah, dan tidak diterdapat pada ketinggian diatas 900 m diatas permukaan laut. Perkembangan penyakit sangat dibantu oleh kondisi cuaca lembab dan panas.

Pengendalian penyakit
Pengendalian penyakit bulai dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Penanaman secara serempak
2. Menanam varietas jagung yang tahan (resisten) terhadap penyakit bulai,
3. Perlakuan benih sebelum tanam dengan fungisida metalaksil,
4. Mencabut dan memusnahkan tanaman jagung yang sakit,
5. Melakukan perbaikan aerasi dan darinase tanah agar keadaan lahan tidak lembab,
6. Pergiliran tanaman dengan yang bukan sefamili.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar